Saturday, November 19, 2016

JOB ENRICHMENT

Angga Julfikar
11514200
3PA19



      Pengertian
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik.
Job enrichment adalah memperluas rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan memberikan kepuasan kerja dengan cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan, penyelenggaraan organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job enrichment bertujuan untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menambah hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan kerja.
Job enrichment dapat meningkatkan otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya. Misalnya seorang petugas di dalam melakukan pekerjaannya sebelum diatur oleh suatu prosedur yang ketat, di mana dia tidak di berikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang dia anggap paling efektif, untuk memilih bahan-bahan yang di butuhkan, atau untuk mengatur pekerjaannya. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi dia dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitasnya.

Contoh
                 Seorang manager di sebuah perusaan yang mengawasi bawahannya dan memegang tanggung jawab pada setiap bawahannya tersebut, sehingga manager tersebut harus memperhatikan kinerja para bawahannya untuk memajukan perusahaannya tersebut dan harus merencanakan kedepannya supaya kinerja bawahannya meningkat dengan mempertimbangkan keputusan secara keritis







daftar pustaka
Robbins, Stephen. P. (2006). Perilaku organisasi, edisi Bahasa Indonesia. Klaten: PT INT AN SEJATI.

Marihot, Manullanh M.M., M.Sc, Drs. 2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gajah Mada UniversityPress

Wijayanto, D. (2012). Psikologi manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Monday, November 7, 2016

Psikologi manajemen

Angga Julfikar
11514200
3PA19

Hasil gambar untuk gunadarma

REINFORCEMENT
      Teori reinforcement Teori ini mempunyai dua aturan pokok, aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban-jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif (menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
       Positive reinforcement adalah proses pemberian stimulus (rangsangan) yang mengakibatkan terjadinya suatu perilaku atau menguatkan perilaku yang sudah ada. Bentuk-bentuk reinforcement positif dapat berupa hadiah (reward), perilaku (senyum,bertepuk tangan,dll).
        Contoh seorang salesman terpacu menjual barang dari perusahaannya karna bosnya memberi reward jika pemjualannya memenuhi target  yang telah ditentukan.

         Negative reinforcement bertujuan untuk menimbulkan atau meningkatkan perilaku tertentu  dengan cara menghilangkan sesuatu atau kondisi yang buruk.
    Contohnya seseorang yang phobia akan ular namun harus bekerja di toko hewan. Maka ia akan ditempatkan di bagian hewan unggas sehingga karyawan tersebut dapat bekerja dengan nyaman karena tidak perlu berinteraksi dengan ular.

HARAPAN
        Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
     Contoh seorang karyawan biasa yang ingin naik jabatan, karyawan tersebut mempunyai dorongan untuk mendapatkan jabatannya tersebut sehingga dia mendapat sebuah harapan dari dirinya.

TUJUAN
    Locke mengusulkan model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan hubungan-hubungan antara niat  dengan perilaku.
       Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya ialah penetapan dari tujuan-tujuan secara sadar. Menurut Locke, tujuan-tujuan yang cukup sulit, khusus dan yang pernyataannya jelas dan dapat diterima oleh tenaga kerja, akan menghasilkan unjuk-kerja yang lebih tinggi daripada tujuan-tujuan yang taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai. Teori tujuan, sebagaimana dengan teori keadilan didasarkan pada intuitif yang solid. Penelitian-penelitian yang didasarkan pada teori ini menggambarkan kemanfaatannya bagi organisasi.
      Contoh seorang karyawan yang mempunyai tujuan mencari pengalaman dalam sebuah perusahaan maka karyawan tersebut telah mempunyai tujuan dalam bekerja dan kalau tujuannya selesai dia harus mempunyai tujuan lainnya.

TEORI KEBUTUHAN MASLOW
  Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi
    Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada.
     Contoh seorang pegawai kantor mecapai kebutuhan tertinggi dia harus memenuhi kebutuhan dari yang paling dasar dulu hingga ke yang paling tinggi.











Daftar Pustaka
G. Goble, Frank (1987). A. Supratiknya, ed. Mazhab Ketiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow
http://orbehavior.blogspot.co.id/2014/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://batozay-semuahaldalamkhidupan.blogspot.co.id/2012/09/teori-harapan.html
http://dms-ayunk.blogspot.co.id/2010/01/motivasi-maslows-teori-tujuan.html

Monday, October 17, 2016

Tugas individu 3 psikologi manajemen

Angga Julfikar
11514200
3PA19

KEKUASAAN

   Kekuasaan adalah perilaku seorang individu yang dapat mempengeruhi individu lain dan individulain melaksanakan perintah tersebut, untuk mempengaruhi orang lain harus mempunyai kemampuan untuk memperintah dan mempengaruhi
      Kekuasaan dapat dipengaruhi dari beberapa unsur:
  1. rasa takut
  2. rasa cinta
  3. kepercayaan
  4. pemujaan

    Ada 5 bentuk kekuasaan
  1. kekuasaan ganjaran adalah suatu kekuasan yang diadasarkan atas pemberian harapan, pujian, penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya permintaan seseorang pemimpin terhadap bawahannya
  2. kekuasaan paksaan adalah suatu kekuasaan yang didasarkan atas rasa takut, seorang pengikut merasa bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman
  3. kekuasaan legal adalah suatu kekuasaan yang diperoleh secara sah karena posisi seseorang dalam kelompok atau hirarhi keorganisasian
  4. kekuasaan keahlian adalah kekuasasan yang didasarkan atas ketrampilan khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin dimana para pengikutnya menganggap bahwa orang itu mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi keahlian mereka sendiri
  5. kekuasaan acuan adalah suatu kekuasaan yang diasarkan atas daya tarik seseorang, seorang pemimpin dikagumi oleh pra pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya kharisma yang tinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik pengikutnya untuk melakukan sesuatu, pemimpin yang demikian tidak hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya


LEADERSHIP

      Leadership adalah perilaku diri seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok untuk menuju tujuan bersama, kepemimpinan dibentuk diawal pembentukan struktur organisasi
         Gaya-gaya kepemimpinan:
  1. otokratis gaya kepemimpinan ini ditandai dengan adanya petunjuk yang sangat banyak berasal dari pemimpin dan tidak ada satupun peran anak buah dalam perencanaan dan sekaligus mengambil keputusan
  2. demokratis gaya kepemimpinan ini adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar dapat bersedia untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau dapat dilakukan ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan
  3. delegatif gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan disertakan kepada bawahan, dan anggota oraganisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri
  4. birokratis gaya kepemimpinan ini dilukiskan dengan pernyataan “Memimpin berdasarkan adanya peraturan”. Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya
  5. Laissez Faire gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi
  6. otoriter adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh
  7. karismatis gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat

MOTIVASI

       Motivasi adalah suatu dorongan dari diri sendiri atau orang lain untuk mencapi tujuan bisa berupa perkataan, pemberian, perasaan, dll.

Teori dan konsep motivasi adalah pembahasan yang akan di jelaskan secara sangat mendetail pada artikel dibawah ini, yang mana didalam artikel motivasi ini akan dibahas mengenai pengertian/arti motivasi, jenis motivasi kerja, faktor motivasi kerja, proses motivasi kerja menurut para pakar/ahli. Semoga pembahasan ini bisa menjadi bahan referensi tugas anda.
Didalam teori Maslow seperti yang dikutip oleh Hasibuan (2006:152) yang menyatakan bahwa Maslow’s Need Hierarcy Theory atau Teori Hierarki Kebutuhan adalah mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku dan bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan.
Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima.



GAYA KEPEMIMPINAN MENURUT TOKOH:


1.Soekarno
       Soekarno memimpin dengan tegas dan sangat berbakat sekali memimpin terbukti dengan soekarno mampu memberikan semangat supaya dengan kemampuan kepemimpinanannya rakyat indonesia bisa mengusir penjajah, dia juga sangat berwibawa sampai-sampai banyak wanita yang tergila-gila dengannya
       Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya terjadi tindakan politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat Ketua MPR (S) juga



2. Soeharto
       Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.



3. Susilo Bambang Yudoyono
       Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat.



4. Joko widodo
      Gaya kepemimpinan Presiden Jokowi bisa menjadi contoh, bagaimana sosok pemimpin yang tegas, berani dan konsisten meski Jokowi dari orang yang terlihat sederhana. Kita bisa lihat track record ketegasan Jokowi selama dia memimpin dari Gubernur sampai menjadi Presiden.
        Soal kemandirian dan keberanian mengambil keputusan juga tidak harus direpresentasikan oleh pemimpin yang gemar pidato dan bicara soal kemandirian. Apa yang dilakukan oleh Jokowi dari berbagai kebijakannya di atas bisa menunjukkan bagaimana soal independensi ditunjukkan, komitmen dan konsistensi dalam gaya kepemimpinannya yang tegas.










Sunday, October 2, 2016

Perbedaan Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah - Peran Komunikasi Dalam Manajemen Organisasi

Nama: Angga Julfikar
NPM: 11514200
Kelas: 3PA19

BAB I



 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
       Komunikasi pada manusia terjadi apabila suatu pesan atau informasi berpindah dari seseorang ke orang lain, baik pesan yang memiliki makna ataupun tidak.
       Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya salah satunya ada kemampuan dalam berpikir dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. Dalam berkomunikasi, manusia di dunia pada umumnya menggunakan bahasa. Didalam penggunaan bahasa dibutuhkan juga imajinasi atau kemampuan unuk membayangkan, sebelum suatu informasi disampaikan kepada orang lain. Misalnya ketika dua orang teman bercakap-cakap, dimana yang lain kepada "Mereka tadi berkelahi dipasar". Kedua orang tersebut, baik yang memberi informasi maupun yang menerima informasi harus membayangkan keadaan yang diinformasikan melalui kalimat tersebut.
      Informasi merupakan muatan yang menjadi bagian pokok dalam komunikasi, oleh karna itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi yang sedang terjadi.


BAB II
PEMBAHASAN
 A. Perbedaan Komunikasi Satu Arah dan Dua arah
 1. Komunikasi satu arah
    Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication). Pada umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi karena sistem yang mengaturnya harus demikian, misalnya untuk menjaga kerahasiaan atau utuk menjaga kewajiban pemimpin.
       Contohnya: pemberian tugas dari atasan kepada bawahan, pidato dari pemimpin saat apel, siaran radio noninteraktif, siaran televisi noninteraktif, berita di internet.

2. Komunikasi dua arah
    Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication). Dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feed back kepada komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
     Contohnya: obrolan antar teman, acara kuis di televisi, perbincangan antar pegawai.

B. Peran Komunikasi Dalam Manajemen Organisasi
     Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan tentang seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegwai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
      Dalam suatu organisasi komunikasi dilakukan untuk menyampaikan berita, perintah dari atasan, pemberitahuan kebijakan perusahaan, ataupun untuk menanggapi masalah bawahan atau keluhan bawahan. Dengan demikian keluhan, masalah maupun informasi yang diperlukan antar karyawan maupun antar bawahan bisa dilakukan/diselesaikan dengan baik.















DAFTAR PUSTAKA


Thursday, September 22, 2016

Pentingnya Psikologi Manajemen Dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB I
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyycGkfgckhJ9HL2X5OATbG1FwBDpEpsM1si6HcJ3sCsOGchqshark_zwdGjjT-g5V58-ZgNljz6qBts5JIVErQX0DwhE1udBDVsnK3T4gzeeNdlIN0pTgJMECuAeslN8n7b_NgfR_yJc/s1600/Perencanaan+Proyek+2.jpg
 
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
       Psikologi Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajeman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan misalnya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya, tanpa adanya manajemen tentu semua tidak akan berjalan dengan baik.
      Dengan kita memanage hal-hal tersebut, tentu kita jadi bisa melakukan hal tersebut dengan baik dan tertata. Tidak hanya dalam itu saja, psikologi manajemen pun sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hidup kita sehari-hari bisa sedemikian tertata  jika kita mengerti dan bisa memanajemen apa yang akan kita mau lakukan. Dan tanpa sadar pun dalam kehidupan sehari-hari kita sudah banyak melakukan manajemen terhadap kegiatan yang akan akan kita lakukan dan pada diri kita sendiri.
 
BAB II

http://kisah-motivasi.com/files/large/780
 

PEMBAHASAN

Pengertian Psikologi Manajemen
        Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Psikologi manajemen adalah suatu studi tentang tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM (Sumber Daya Manusia) ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktifitas perusahaan. Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) inilah yang menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen.
       Menurut Nickels, Mchugh and McHugh, manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Menurut Ernie Kurniawan, Manajemen adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terikat dengan pencapaian tujuan.
      Kaitannya dengan psikologi : Ilmu psikologi berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai factor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, ketrampilan dengan berbagai macam teknik sehingga bisa di capai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. Jadi, Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.

Pentingnya Psikologi Manajemen Dalam Kehidupan Sehari-hari
      Sesuai dengan pengertian manajemen diatas adalah mengatur atau memanage. Dari psikologi manajemen kita bisa belajar untuk mengatur setiap hal yang ingin kita lakukan. Kita bisa mengatur rencana-rencana dan strategi untuk bisa mencapai target yang diharapkan. Jika kita bisa memanage semua kegiatan yang sudah kita rencanakan tentu rencana kita akan terarah dan tertata dengan rapih, sehingga kita bisa mencapai tujuan dan target yang kita inginkan.

Contoh Manajemen Dalam Kehidupan Sehari-hari:
  • Manajemen Keuangan
Tentu hal ini sangat penting untuk kita manage. Jika kita tidak pandai memanage uang kita akan menjadi orang boros, tanpa tau uang yang kita pakai itu larinya kemana.
  • Manajemen Waktu
Setiap orang tidak jarang yang mempuyai pekerjaan sampingan. Meraka harus pintar-pintar mengatur waktu agar pekerjaan mereka bisa selesai tepat pada waktunya tanpa ada hambatan dan merasa keteteran.



















Daftar Pustaka
Leavitt, Harold J. (1992). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
https://www.academia.edu/11002196/makalah_psikologi
Perkembangan Teori Manajemen – Elearning Gunadarma , linknya : http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CD4QFjAFahUKEwiK5t6bvaHIAhWPGY4KHUz9Cpk&url=http%3A%2%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul%2Fpengantar_manajemen_umum%2FBab_2.pdf&usg=AFQjCNEa1qTRINd7hYXIrnr5r0ND8BFwGQ&sig2=sJQnMvXH1T_dK-7Zvs_-2Q

Friday, May 27, 2016

PENYESUAIAN DIRI & PERTUMBUHAN dan STRES

A. Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan


1. Konsep Penyesuaian Diri


Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.




2. Pertumbuhan Personal
 


Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
a.       Penekanan pertumbuhan , penyesuaian diri & pertumbuhan
Banyak kualitas penyesuaian diri yang baik mengandung implikasi-implikasi yang khas bagi pertumbuhan pribadi. Ide ini terkandung dalam kriteria perkembangan diri yang berarti pertumbuhan kepribadian yang terus-menerus kearah tujuan kematangan dan prestasi pribadi. Setiap langkah dalam proses pertumbuhan dari masa bayi sampai masa dewasa harus menjadi kemajuan tertentu kearah kematangan tang lebih besar dalam pikiran, emosi, sikap dan tingkah laku.
Pelekatan (fiksasi) pada setiap tingkat perkembangan bertentangan dengan  penyesuaian diri yang adekuat, misalnya menggigit kuku, menghisap jempol, ngompol, ledakan amarah, atau membutuhkan sangat banyak kasih sayang dan perhatian. Perkembangan diri disebabkan oleh realisasi kematangan yang terjadi secara tahap demi tahap.Pertumbuhan pribadi tergantung juga pada skala nilai yang adekuat dan tujuan yang ditetapkan dengan baik, kriteria yang selalu dapat digunakan seseorang untuk menilai penyesuaian diri.
Skala nilai atau filsafat hidup adalah seperangkat ide, kebenaran, keyakinan, dan prinsip membimbing seseorang dalam berpikir, bersikap, dan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain dalam memandang kenyataan dan dalam tingkah laku sosial, moral dan agama. Seperangkat nilai inilah yang akan menentukan apakah kenyataan itu besifat mengancam, bermusuhan, sangat kuat, atau tidak patut menyesuaikan diri dengannya.
Penyesuaian diri memerlukan penanganan yang efektif terhadap masalah dan stress yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan pemecahan masalah dan stress itu akan ditentukan oleh nilai-nilai yang kita bawa berkenaan dengan situasi itu. kita seringkali mendengar orang-orang menjadi berantakan dan dengan demikian mendapat gangguan emosi dan tidak bahagia.
Orang-orang tersebut tidak yakin mengenai hal yang baik atau buruk, benar atau salahh, bernilai atau tidak bernilai. Mereka tidak memiliki pengetahuan, nilai, atau prinsip yang akan menyanggupi mereka untuk mereduksikan kebimbangan atau konflik yang secara emosional sangat mengganggu.Dalam proses pematangan, perkembangan situasi sistem nilai akan meliputi juga tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang menjadi inti dari integrasi dan tingkah laku menyesuaikan diri. orang yang memiliki tujuan-tujuan yang ditetapkan dengan baik bertindak secara terarah dan bertujuan, meskipun terkadang terganggu oleh kehilangan arah, kebosanan, kekurangan minat dan dorongan.
b.      Variasi Dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
c.       Kondisi-kondisi Untuk Tumbuh
Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya. Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1.      Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari   kenyataan.
2.      Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan  
3.      Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain. 
d.      Fenomenologi Pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai Bapak Psikologi Humanistik.Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33).











B. Stres  


1.      Pengertian Stres
Stres merupakan fenomena psikofisik yang manusiawi, dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan, atau status sosial. Stres dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap individu. Positifnya adalah mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru. Negatifnya adalah menimbulkan rasa tidak percaya diri, penolakan, marah, depresi, yang memicu munculnya penyakit seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi, atau stroke. Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

2.      Efek-efe Dari Stres
Berikut adalah efek-efek yang bisa ditimbulkan dari stres, yakni:
Efek Umum Stress
Pada Tubuh
Pada Perasaan
Pada Perilaku
o   Sakit kepala
o   Ketegangan atau nyeri otot
o   Nyeri dada
o   Kelelahan
o   Perubahan dalam gairah seks
o   Gangguan perut
o   Masalah Tidur
o   Kecemasan    Gelisah
o   Kurangnya motivasi atau fokus
o   Lekas ​​marah
o   Kesedihan atau depresi
o   Kurang nafsu makan atau malah makan berlebihan
o   Kemarahan yang meledak ledak
o   Penyalahgunaan obat atau alkohol
o   Penarikan sosial
o   Merokok

3.      Faktor-faktor Penyebab Stres
a.       Faktor Individual
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
ü  Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan. 
ü  Perubahan tanggung jawab dalam kerja. 
ü  Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres. 
ü  Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman. 
ü  Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 
ü  Promosi jabatan yang tidak adekuat. 
ü  Kontol yang padat terhadap pekerjaan.
Menurut Lazarus (1985) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
ü  Kondisi kerja yang kurang baik, seperti penerangan yang kurang baik, bising, terlalu dingin atau panas, dan polusi udara. 
ü  Beban pekerjaan yang berlebihan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tugas yang berlebihan secara kuantitatif terjadi bila penyelesaian suatu pekerjaan dalam waktu yang singkat. Sedangkan tugas yang berlebihan secara kualitatif bila tuntutan pekerjaan lebih tinggi dari pada pengetahuan dan ketrampilan pekerja. 
ü  Desakan waktu. Desakan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tidak cukup sehingga pekerjaan selesai pada waktu yang di tentukan. 
ü  Bahaya fisik, yang berupa kondisi kerja yang membahayakan, seperti membersihkan kaca jendela gedung bertingkat atau adanya lingkungan kerja yang membahayakan. Contohnya bekerja di tempat ketinggian dan pemakaian mesin-mesin pemotong. 
ü  Spesialisasi pekerjaan. Pada pekerjaan yang rutin dan sempit, para pekerja sulit untuk mempersepsikan pekerjaannya sehingga pekerjaan menjadi menarik dan tidak membosankan pekerja.
Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH research (1998) penyebab stres kerja dapat dibagi dua yaitu yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu antara lain:
1. Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah kepribadian tipe A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert ayang secara keseluruhan dituangkan dalam lima faktor kepribadian (Big Five Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional stability, agrecables,dan operres to experience} dalam hal ini emotional stability berhubungan dengan mudah tidaknya seorang mengalami stres. 
2. Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja, cita-cita. Lingkungan mendorong kondisi kerja penuh dengan stres yang disebut stress kerja dan dapat langsung mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang menyebabkan stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Faktor internal antara lain faktor individu. Faktor individu seperti keluarga, ekonomi, kepribadian. 
2.   Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan organisasi. Faktor lingkungan berupa keamanan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan. Faktor organisasional seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.

b.      Faktor Sosial
Ada beberapa faktor yang mendukung faktor Sosial yaitu:
1.      Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja.
2.      Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
3.     Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stress.
4.    Tipe-tipe Stres
1.      Eustress 
Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.

2.      Distress
Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah. Distress atau 'stres buruk' selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis - distres akut, gangguan akut episodik, dan penderita kronis.
3.      Distress Akut
Distres akut adalah jenis yang paling umum dari stres yang datang tiba-tiba, menjadikan kita ketakutan dan bingung. Meskipun stres akut hanya berlangsung untuk jangka waktu pendek. Stres akut sering menghasilkan reaksi'lari atau melawan'. Sebuah wawancara kerja, atau ujian dimana kita belum cukup siap adalah beberapa contoh yang bisa menyebabkan stres akut. Gejala-gejala stres akut dapat dengan mudah diidentifikasi. Gejala tersebut dapat meliputi tekanan emosional, sakit kepala, migrain, peningkatan denyut jantung, palpitasi, pusing, sesak napas, tangan atau kaki terasa dingin, dan keringat berlebihan.
4.      Distress Episodic Akut
Istilah 'stres akut episodik' biasanya digunakan untuk situasi ketika stres akut menjadi norma. Jadi, gangguan episodik akut ditandai dengan sering mengalami stres akut. Orang-orang memiliki jenis stres ini sering menemukan diri mereka berjuang untuk mengatur kehidupan mereka dan sering menempatkan tuntutan yang tidak perlu dan tekanan pada diri mereka sendiri, yang akhirnya dapat menyebabkan kegelisahan dan lekas marah. Orang yang menderita gangguan episodik akut selalu terburu-buru. Jenis stres dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, selain memburuknya hubungan interpersonal. Gejala yang paling umum stres episodik akut adalah lekas marah, sakit kepala terus-menerus, ketegangan, migrain, hipertensi, dan nyeri dada.
5.      Distress kronis 
    Distress kronis adalah stres yang bertahan untuk waktu yang lama. Stres kronis biasanya berasal keadaan yang tidak dapat dikontrol. Kemiskinan, perasaan terperangkap dalam karir menjijikkan, hubungan yang bermasalah, dan pengalaman trauma masa kecil adalah beberapa contoh peristiwa atau keadaan yang dapat menyebabkan stres kronis. Stres kronis sering menimbulkan rasa putus asa dan kesengsaraan, dan dapat mendatangkan malapetaka pada kesehatan baik fisik dan mental. Kelelahan mental dan fisik akibat stres kronis kadang-kadang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti, serangan jantung dan stroke. Hal ini juga dapat menyebabkan depresi, kekerasan, dan bunuh diri dalam kasus yang ekstrim. Mungkin aspek terburuk dari stres kronis adalah bahwa orang terbiasa dengan jenis stres, dan sehingga sering diabaikan atau diperlakukan sebagai cara hidup. Mengobati stres kronis tidak mudah, biasanya membutuhkan perawatan medis dan tehnik manajemen stres.

5. Cerita Saya Tentang Stres dan Cara Mengatasinya

Saya pernah merasa stress karna begitu banyak masalah yang membuat saya memikirkan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, hingga saya saking memikirkannya saya menjadi stres sendiri.
Dan saya mengatasi stress ini dengan cara meminta saran kepada teman saya untuk menyelesaikan masalah tersebut. lalu saya liburan bersama teman-teman saya dan refresing supaya tidak stress.































Referensi
Feist, J., Fiest, G. J. (2010). Theories Of Personality. 7th ed. Boston: Mc Graw Hill.
 Schuler, E. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand Oaks: Sage, 2002
Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi tidak diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun